Molluska
Mollusk
Nailu Sa’dah
Abstrak
Molluska adalah hewan
bertubuh lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan bercangkang yaitu cangkang
internal dan eksternal terbuat dari kitin atau kapur serta ada yang tidak
bercangkang. Habitat teresterial, tawar, payau, dan laut. Terdiri dari kelas
gastropoda bercangkang tunggal yang berpilin membentuk spiral dengan kepala
yang jelas, memiliki dua pasang tentakel, memiliki mantel, insang satu atau
dua, kaki lebar dan pipih contohnya Turitella
terebra, Conus sp, Achatina pulica. Kelas
polycophora berbentuk oval, cangkang, berbentuk lempengan yang berjumlah
delapan buah yang tumpang tindih dikelilingi sabuk, kaki pipih dan lebar dengan
otot yag kuat contohnya Chiton sp.
Kelas cephallopoda kaki dikepala, tubuh tertutup mantel yang tebal, kepala
jelas, mulut dua rahang dari kitin yang dikelilingi 8-10 tentakel contohnya Loligo sp, Sepia sp, Octopus sp.
Kelas pelecypoda (Bivalvia) cangkang 2 buah yang setangkup dengan bentuk yang
bervariasi, tidak berkepala dan tidak bermulut contohnya Anandara sp, Periglypta
purpurea, Anandonta woodiana. Keragaman bentuk cangkang, setiap species
molluska memiliki berbagai bentuk cangkang. bentuk cangkang yaitu conical,
biconical, abconical, fusiform, turrited, pateliform, discoidal, cylindrical,
ovoid, globose, dan lenticular. Tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan
diantara masing-masing kelas dalam filum molluska serta ciri-ciri dan bentuk
tubuhnya.
Kata kunci: molluska,
gatropoda, polycophora, cephallopoda, dan pelecypoda.
Abstract
Mollusk is a soft-bodied animal and
not segmented. Most shelled namely internal and external shells made of chitin
or lime, and there were not shelled. Habitat terrestrial, freshwater, brackish,
and sea. Consisting of a single-shelled gastropod class that spiral spirals
with a clear head, has two pairs of tentacles, has a mantle, gills one or two
feet wide and flat Turitella terebra example, Conus sp, Achatina pulica. Class
polycophora oval, shell, shaped plates amounts to eight overlapping surrounded
by a belt, feet flat and wide with strong muscles yag example Chiton sp.
Cephallopoda class foot the head, body covered in a thick coat, a clear head,
the mouth of the two jaws of chitin surrounded 8-10 tentacles example Loligo
sp, Sepia sp, Octopus sp. Pelecypoda class (bivalves) shell 2 fruit loaf with
varying shapes, headless and does not foul sp Anandara example, Periglypta
purpurea, Anandonta woodiana. shell diversity
of forms, each species of mollusk shells have different shapes. shell shape is
conical, biconical, abconical, fusiform, turrited, pateliform, discoidal,
cylindrical, ovoid, globose, and lenticular. The goal is to know the difference
between each class in the phylum mollusks as well as the characteristics and
shape of her body.
Keywords:
molluscs, gastropods, aplacophora, cephalopods, and Pelecypoda.
Pendahuluan
Molluska adalah hewan bertubuh lunak (tidak memiliki
kerangka) tetapi memiliki cangkang yang sebagian besar tersusun dari zat kapur.
Cangkang ini pada beberapa jenis molluska berfungsi sebagai rumah. Berdasarkan
klasifikasi: filum molluska meliputi lima kelas yaitu: palecyphoda (kerang),
gastropoda (keong), cepalophoda (cumi-cumi, sotong, gurita) amphineura dan
scapophoda. Khusus untuk komoditas cumi-cumi (Loligo sp), dan sotong (Sepia
sp) perhitungan potensi produksinya menggunakan metode akustik. Dalam kurun
waktu terakhir ini, komoditas molluska dan teripang semakin berperan dalam
pembangunan perikanan di Indonesia. Produksi bentos dinyatakan sebagai
kepadatan (densitas), yaitu jumlah individu atau ekor persatuan luas. (Subani,
2007, p. 4).
Beberapa
gastropoda dan bivalvia memiliki habitat di perairan sepanjang pantai dan
umumnya banyak ditemukan pada perairan dangkal dan merupakan indikator polutan.
Semakin besar polui yang terdapat pada suatu perairan maka gastropoda dan
bivalvia yang mampu bertahan hidup akan lebih sedikit atau hanya jenis tertentu
saja yang akan ditemukan. Jika polusi masih atau bahkan tidak ada maka
gastropoda dan bivalvia yang hidup akan jauh lebih banyak dan beragam dengan
mempertimbangkan tekstur substrat dasar, Bivalvia mempunyai beberapa cara
hidup, ada yang tumbuh pada substrat dengan melekatkan diri, ada yang
membenamkan diri pada pasir atau lumpur bahkan ada yang membenamkan diri di
dalam kerangka karang-karang batu. (Riniatsih, 2009, p. 50).
Bivalvia
dikenal sebagai kelompok kerang yang merupakan salah satu kelas dari filum
molluska yang mempunyai beberapa peranan dalam siklus rantai makanan,
mempengaruhi struktur struktur komunitas makrozoobentos dan sebagai
bioindikator. Secara ekonomi beberapa spesies mempunyai kandungan gizi yang
cukup tiinggi dan merupakan sumberdaya perairan yang dapat dijadikan sebagai
sumber mata pencahaarian nelayan. Contohnya jenis kerang darah (Anandara granosa), kerang bulu (Anandara antiquata) dan kerang hijau (Perma viridis). Keberadaan kerang sangat
dipengaruhi oleh parameter fisika-kimiaa maupun biologis perairan. (Komaa,
2013, p. 14).
Cumi
Sepiotenthis lessoniana memiliki ciri
morfometrik pada kepala besar, leher dan mantel yang bersatu dengan bagian
dorsal. Mantel berbentuk lonjong membundar pada ujung posterior, lebar, lebar
mantel sekitar 40% dari panjangnya. Memiliki mata yang agak besar terletak
disebelah kanan dan kiri kepala. Sirip-sirip bersatu pada bagian posterior
disekitar ujung mantel cukup besar dan tebal, memiliki lima pasang lengan
dimana satu pasang diantaranya lebih panjang dari yang lain yang disebut
tentakel. Sedangkan cumu batok (Sepia officinalis) memiliki sirip lebar
yang memanjang melewati sedikit pinggiran mantel, bentuk tubuh bagian anterior
seperti bentuk U terbalik atau berbentuk M. Dilengkapi dengan enam baris
penghisap, warna coklat terang dengan bintik-bintik putih yang tersebar.
(Ismail, 2013, p. 97).
Kiton
memiliki tubuh yang berbentuk oval dan cangkang yang terbagi menjadi lempengan
dorsa. Akan tetapi tubuh kiton itu sendiri tidak beruas-ruas. Hewan laut ini
melekat ke bebatuan di sepanjang pesisir selima pasang surut. Jika dicopot
kiton dengan tangan, kaki kiton itu sangat kuat yang berperan sebagai mangkok
peghisap, melekat ke bebatuan. Kiton juga dapat menggunakan kakinya untuk
merayap perlahan dipermukaan batu. Kiton mnenggunakan radulanya untuk menggerus
alga dari permukaan bebatuan. Kiton termasuk kedalam kelas polyplacophora yang
memiliki karakteristik utama yaitu hidup dilaut, cangkang dengan delapan
lempengan, lokomosi dengan kaki, memiliki radula dan tidak berkepala.
(Campbell, 2012, p. 251).
Metode/Cara Kerja
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
Darussalam Banda Aceh pada tanggal 2 November 2016.
Target/Subjek/Populasi/Sampel
Bahan yang digunakan pada penelitian preparat yang telah
disediakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
Prosedur
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu disediakan spesies
dari filum moluska yaitu kelas polycophora disediakan Chiton sp, kelas cephallopoda disediakan Loligo sp, dan kelas pelecypoda (Bivalvia) disediakan Anandara sp. Diperhatikan masing-masing
contoh dari setiap kelas, bentuk tubuhnya, ciri-ciri yang dimiliki oleh masing
-masing kelas, dan bentuk cangkangnya.
Data, Instrumen, Teknik
Pengumpulan Data
Apabila
hewan tersebut berbentuk oval, cangkang berbentuk lempengan berjumlah 8 buah
yang tumpang tindih dan dikelilingi oleh sabuk, kaki pipih dan lebar dengan
otot yang yang kuat, insang 6-80 pasang dan terletak di dalam celah seputran
kaki maka dimasukkan kedalam kelas polycophora.
Apabila
pada hewan kaki berada dikepala, tubuh tertutup dengan mantel yang tebal.
Kepala jelas, mulut dengan 2 rahang dari kitin dikelilingi 8-10 tentakel. Hewan
jantan satu atau beberapa tentakel berubah bentuk hectocotylus atau spandiks
maka dimasukkan kedalam kelas cephalopoda.
Apabila
hewan memiliki 2 buah yang setangkup dengan bentuk yang bervariasi. Tidak
berkepala dan tidak bermulut. Kaki berbentuk kapak dengan insang berlapis-lapis
terletak di antara mantel. Cangkang dapat ditutup buka dengan mengendurkan dan
mengencangkan otot adductor dan refraktornya serta membenamkan diri dan
menempel dan berenang bebas maka dimasukkan kedalam kelas pelecypoda
(bivalvia).
Hasil dan Pembahasan
Molluska adalah hewan yang bertubuh lunak dan
tidak bersegmen. kebanyakan bercangkang yaitu cangkang nternal dan eksternal
terbuat dari kitin atau kapur serta ada yang tidak bercangkang. Habitat
teresterial, tawar, payau dan laut. Bersifat heterotrof, tidak punya tulang
belakang, Lapisan embrionik berupa triploblastik selomata, betuk tubuh simetris
bilateral.
Pada
molluska terdapat beberapa kelas diantaranya: amphineura, monoplachopora,
gastropoda, scaphopoda, pelecypoda (bivalvia), dan cephalopoda.
Namun
pada praktikum ini kami hanya mengamati 3 kelas yaitu: Pertama, kami mengamati
kelas polycophora memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk oval, cangkang, berbentuk
lempengan berjumlah 8 buah yang tumpang tindih dan dikelilingi oleh sabuk. Kaki
pipih dengan lebar otot yang kuat. Insang 6-80 pasang dan terletak di dalam
celah seputar kaki.
Pada kelas polycophora kami mengamti preparat Chiton sp memiliki ciri tubuh oval
dengan panjang 6-6,5 cm (gambar 1). Cangkang berbentuk hampir segitiga, tumpang
tindih dan jumlahnya 8 buah. Cangkang coklat kehitaman, kaki dengan otot yang
sangat lebar dan kuat. Kepala jelas yang dapat dibedakan dengan bagian yang
lain, mulut di bagian lateral anterior dari rongga mantel dan hidup di laut.
Semua
anggota kelas polycophora hidup di laut pada umumnya melekat pada dasar
perairan, tubuhnya berbentuk pipih memanjang, tidak berkepala, tidak
bertentakel, pada bagian punggungnya terdapat cangkang yang tersusun atas
beberapa (biasanya delapan) lempeng berlapis yang saling tumpang tindih seperti
genting. serta di dalam mulutnya terdapat radula
Gambar
1. Chiton sp
Sumber: Internet
|
Kedua,
kami mengamati kelas cephalopoda memiliki ciri-ciri kaki dikepala, tubuh
tertutup dengan mantel yang tebal. Kepala jelas, mulut dengan 2 rahang dari
kitin dikelilingi 8-10 tentakel. Hewan jantan satu atau beberapa tentakel
berubah bentuk hectocotylus atau spandiks. Contoh yang kami ambil dari kelas
cephallopoda adalah cumi-cumi (Loligo sp)
seperti yang terlihat pada gambar 2. Loligo
sp memiliki ciri-ciri yaitu cangkang putih transparan berbentuk pena atau
bulu terbuat kitin dan terdapat di dalam mantel. Tubuh panjang, langsing denagn
bagian belakang meruncing. Mantel putih dengan binti merah ungu sampai
kehitaman dan diselubungi oleh selaput tipis berlendir. Pada kedua sisi bagian
dorsal mantel terdapat sirip lateral berbentuk segitiga. Kepala besar dengan 8
lengan dan 2 tentakel panjang. Permukaan lengan bagian dalm dilengkapi dengan
batil isap, sedangkan pada tentakel batil isap hanya terdapat di
ujung-ujungnya.. Mengeluarkan tinta berwarna hitam kecoklatan jika terancam
keamanannya.
Gambar
2. Loligo sp
Sumber : Internet
|
Ketiga,
kami mengamati kelas pelecypoda (bivalvia) memiliki ciri-ciri yaitu cangakang 2
buah yang setangkup dengan bentuk yang bervariasi. Tidak berkepala dan tidak
bermulut. Kaki berbentuk kapak dengan insang berlapis-lapis terletak di antara
mantel. Cangkang dapat ditutup buka dengan mengendurkan dan mengencangkan otot
adductor dan refraktornya. Membenamkan diri, menempel dan berenang bebas.
Pada
kelas pelecypoda (bivalvia) kami mengamati Anandara
granosa seperti yang terdapat pada gambar 3. Anandara granosa memiliki ciri-ciri yaitu cangkang hampir bulat
dengan ukuran lebar 3-4 cm atau lonjong berukuran 7-8 cm. Lapisan luar cangkang
berwarna putih berselaputkan suatu lapisan berwarna coklat. Jalur radial yang
berpusat kea rah umbo terlihat jelas. Pada Anandara
granosa jalur tersebut terputus-putus dengan lapisan dalam cangkang umumnya
berwarna putih keruh.
Gambar 3. Anandara
granosa
Sumber: Internet
|
Proses
terbentuknya mutiara pada filum molluska ada dua proses yaitu proses
pembentukan secara alami dan pembentukan secara buatan. Proses pembentukan mutiara secara alami mutiara
terbentuk dengan dua cara, yang pertama mutiara yang terbentuk secara alami,
dan yang kedua terbentuk secara rekayasa atau istilahnya budidaya mutiara.
pembentukan mutiara secara alami diduga karena faktor iritan atau karena
masuknya benda padat kedalam mantel kerang sehingga benda padat ini akan
terbungkus nacre, nacre adalah zat unik yang dimiliki kerang yang berfungsi
sebagai pelindung tubuh, teori lain juga mengatakan mutiara juga terbentuk
karena apabila adanya kerusakan pada bagian mantel dan cangkang kerang maka
kerang akan menutup dan memperbaiki lubang tersebut dengan menggunakan zat
nacre. proses ini sama dengan proses pembentukan tulang pada manusia. nacre ini
lah yang disebut dengan Mother of pearls atau ibu dari mutiara. Akibat adanya partikel pasir atau zat
asing yang masuk ke dalam cangkang tiram untuk menenangkan iritasi ini, kerang
mulai mendepositokan lapis demi lapis, bahan shell Lapisan ini terdiri, dari
kalsium karbonat. Setelah beberapa waktu pembentukan mutiara di dalam shell
selesai. Mutiara yang terbentuk bulat, putih dan bersinar. Ini disebut mutiara
murni. Namun, mutiara pada dasarnya tidak hanya berwarna putih saja. Warna
mereka mungkin saja hitam, putih, rose, biru pucat, kuning, hijau, dan ungu.
Pembentukan mutiara secara buatan, pembentukan
mutiara secara rekayasa yaitu dengan cara menyisipkan nukleus bersama dengan
sedikit irisan mantel dari kerang lain atau kerang donor lembaran mantel ini
disebut dengan saibo, saibo dan inti nukleus kemudian dimasukkan melalui irisan
kecil kedalam gonad melalui irisan dinding gonat tersebut.irisan pada dinding
mantel ini bertujuan agar terjadinya biomineralisasi, yaitu penutupan dan
pembentukan kantung mutiara atau Pear sact, operasi ini sangat rumit, banyak
tahapan yang harus dijalani, termasuk melemahkan mutiara selama beberapa minggu
untuk memudahkan saat melakukan operasi.
Pemilihan kerang untuk donor saibo
harus benar-benar diperhatikan, karena saibo inilah yang nantinya akan menjadi
inti dari lapisan mutiara, dan dipercaya kualitas mutiara, kilauan dan warna
mutiara sangat ditentukan oleh pemilihan saibo yang tepat.
Molluska mempunyai peranan yang
menguntungkan yaitu sumber makanan berprotein tinggi, perhiasan misalnya tiram
mutiara, hiasan dan kancing misalnya cangkang tiram batu, dan bahan baku teraso
misalnya cangkang Tridacna sp.
Sedangkan peran molluska yang merugikan yaitu bekicot dan keong sawah yang
merupakan hama dari tanaman, dan siput air adalah perantara fasciola hepatica.
Simpulan dan
Saran
Simpulan
Filum
molluska mempunyai beberapa kelas diantaranya kelas amphineura,
monoplachopora, gastropoda, scaphopoda, pelecypoda (bivalvia), dan cephalopoda.
Molluska adalah hewan bertubuh lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan
bercangkang yang terbuat dari kitin atau kapur dan habitat teresterial, tawar,
payau dan laut.
Saran
Pengamatan
mengenai filum molluska angat bermanfaat untuk mengetahui berbagai kelas
darifilum molluska, ciri-cirinya, manfaat dan kerugian dar filum molluska.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk perbaikan
laporan selanjutnya.
Daftar Pustaka
Campbell, A, Neil. 2012. Biologi Edisi Kedelapan
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Ismail, Taufiq. 2013. Kebiasaan Makan dan Komposisi
Makanan Tiga Species Cumi (Loligo edulis, Sepioteuthis lessoniana
dan Sepia officinalis) Hasil Tangkapan nelayan dari Perairan
Pantai Utara Provinsi Aceh. Jurnal Depik. 2:2, 97-103.
Komala, Ratna. 2011. Morfometrik Kerang Anandara
granosa dan Anandara antiquata Pada Wilayah Yang Tereksplotasi Di Teluk Lada Perairan
Selat Sunda. Jurnal Pertanian. 1:1, 14- 19.
Riniatsih, Ita. 2009. Substrat Dasar dan Parameter Oseanografi Sebagai Penentu Keberadaan Gastropoda dan Bivalvia di Pantai Skluke Kabupaten Rembang. Jurnal
Ilmu Kelautan. 14:1, 50-59.
Subani, Waluyo. 2009. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Molluska dan Teripang. Jurnal
Ilmu Kelautan. 7:3, 1-15.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda